Jumat, 18 Maret 2011

Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Masa Bakti 2004 - Sekarang

Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).

Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6.

Minggu, 13 Maret 2011

Rencana Investasi Besar untuk Kecamatan Sumberjambe

Rencana investasi besar untuk Kecamatan Sumberjambe telah dimulai. Kecamatan Sumberjambe dengan topografi dan geografi yang mendukung investasi besar untuk pariwisata. Alam yang indah dengan topografi wilayah berbukit dan merupakan lereng dari Gunung Raung Jember, adalah modal utama dalam pariwisata alam pegunungan.

Saat anda berkunjung ke Sumberjambe akan terlihat alam pemandangan yang menakjubkan. Tebing curam dengan sudut 90% mengelilingi Desa Rowosari. Inilah yang mungkin menjadi inspirasi nenek moyang pertama yang menginjak kaki di Sumberjambe, untuk memberi nama Desa dengan nama "Rowosari". Desa Rowosari terletak di bawah tebing curam yang mengeliling desa. Suatu pemandangan yang sangat menakjubkan bila kita berkunjung ke Desa Rowosari Sumberjambe. Berkeliling ke desa yang dikeliling tebing curam bersudut rata-rata 90% dan diatas tebing penuh dengan pepohonan lebat nan hijau yang merupakan hutan pinus berjajar rapi, sungguh suatu pemandangan yang menakjubkan.

Desa Rowosari juga merupakan salah satu sentra durian sumberjambe yang sangat terkenal. Bila anda membeli durian di Jember atau di kota lain, tanya durian darimana, pasti para pedagang akan menjawab dari durian dari Sumberjambe walau durian tersebut bukan berasal dari Sumberjambe. Rasa Durian Sumberjambe sudah sangat terkenal akan rasa dan tektur daging durian karena merupakan durian lokal dengan usia diatas 50 tahunan. Durian Sumberjambe rata-rata memiliki rasa yang beda dan unik walaupun durian tersebut berasal dari kebun yang sama. Inilah uniknya durian sumberjambe.

Durian lokal sumberjambe merupakan tanaman dengan tingkat kematangan antara bunga jantan dan betina yang berbeda. Sehingga bunga durian sumberjambe banyak yang "selingkuh" dengan pohon durian yang mempunyai kematangan yang sama antara putik dan serbuk sari. Sehingga kadangkala rasa, warna dan tektur daging durian tiap tahun bisa berbeda untuk satu pohon durian tersebut. Inilah yang mungkin nama-nama durian sumberjambe atau bisa disebut juga dengan Che banyak beragamnya diperkirakan sekitar 2 ribu Che Durian Sumberjambe. Penamaan atau Che ini biasanya berdasarkan atas rasa, warna, bentuk, pemilik serta riwayat pohon durian tersebut. Nilai unik dan rasa durian sumberjambe inilah yang mengundang untuk menjadikan pariwisata agrowisata durian sumberjambe.

Di Desa Rowosari juga ada tujuh air terjun yang terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang sama. Merupakan petualangan tersendiri untuk menyusuri sungai untuk melihat tujuh air terjun tersebut. Ketinggian air terjun rata-rata sekitar 50 meter. Tujuh air terjun pada tempat yang sama merupakan nilai unik pariwisata yang belum ada di Indonesia, inilah yang digali untuk dijadikan pariwisata di Sumberjambe. Letak Tujuh air terjun Desa Rowosari Sumberjambe penuh dengan kebun durian. Sungguh suatu perjalanan yang indah dan berkesan mendalam berkunjung ke tujuh air terjun yang dikeliling oleh pohon durian, sambil makan durian di agrowisata durian dengan pemandangan alam tebing curam yang menakjubkan, suatu kesan perjalanan pariwisata yang tahkan terlupakan.

Topografi dengan tebing curam rata-rata 90% ini, juga merupakan potensi pariwisata yang menakjubkan dan penuh tantangan bagi sang petualang sejati, untuk menaklukkan tebing ini. Petualangan panjat tebing Desa Rowosari merupakan tantangan tersendiri butuh keprofesionalan dari sang pemanjat tebing karena rute panjat sangat menantang dan sulit ditaklukkan.

Potensi tebing ini juga diharapkan sebagai arena petualangan bagi peminat olah raga Paralayang. Hembusan angin di Kecamatan Sumberjambe sangat bersahabat untuk olah raga Paralayang dengan standar aman untuk melakukan penerbangan Paralayang dengan pendaratang di Lapangan Desa Sumberjambe. Petualangan mengintari dan melihat pemandangan yang menakjubkan Kecamatan Sumberjambe berlatar belakang pemandangan gunung Raung dan Gunung Ijen dan sekitarnya di atas udara. wooow tahkan berbayangkan bagaimana dahsyat dan menakjubkan petualangan unik ini.

Di Kecamatan Sumberjambe juga ada sentra pengrajin Batik Sumberjambe dan merupakan sentra batik di Kabupaten Jember dan sekitarnya, dengan motif unik khas Jember, yaitu motif dasar tembakau. Potensi pariwisata yang coba digali adalah melihat pengrajin batik yang bekerja dan kemudian para pengunjung diharapkan untuk belajar batik sendiri dengan motif sendiri dibantu oleh sang pengrajin batik agar memperoleh hasil yang maksimal. Sungguh suatu kebanggaan bagi pengunjung nantinya dengan memakai batik hasil membatik sendiri, sungguh suatu kebanggaan tersendiri yang tahkan terlukiskan dan memamerkan kepada teman atas hasil karya batiknya. Ini salah potensi pariwisata sentra batik Sumberjambe yang coba untuk digali dan dikembangan.

Rencana investasi besar buat Kecamatan Sumberjambe adalah menjadikan Kecamatan Sumberjambe sebagai PAKET WISATA SUMBERJAMBE yang meliputi :
- Wisata Keliling Desa Rowosari
- Agrowisata Durian Sumberjambe
- Petualangan Panjat Tebing
- Sarana Olah Raga Paralayang
- Sentra Batik Sumberjambe

Dalam mendukung investasi besar ini diharapkan infrastruktur pariwisata mendukung seperti jalan yang mulus menuju lokasi wisata, hotel atau penginapan (bila merupakan paket wisata maka kunjungan untuk satu hari masih belum cukup). Dan diharapkan peran serta pemerintah untuk mendukung rencana investasi ini ke depan dalam kesiapan infrastruktur yang memadai sebagai syarat untuk menjadi Sumberjambe tujuan Wisata Unggulan, sehingga memberi dampak yang luar biasa khususnya untuk Kecamatan Sumberjambe dan Kabupaten Jember umumnya.

Rencana investasi ini masih dalam studi kelayakan dan masih mulai berjalan, semoga berhasil.
WELCOME TO SUMBERJAMBE
ENJOY YOUR VISIT TO SUMBERJAMBE
AMAZING, FANTASTIC, NATURAL AND GET THE DEEP IMPRESSIONS