Penyebab Terjadinya Gejala Bencana Alam

Penyebab Terjadinya Gejala Bencana Alam. Gejala lama di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi oleh dua jalur pengunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang menyebabkan banyak gunung merapi. Aktivitas gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa tektonik.

Bila pusat gempa terjadi di lautan maka akan terjadi badai tsunami. Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadang-kadang bisa terjadi angin topan, sedangkan curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor.

GUNUNG MELETUS
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaaan. Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk saat pertama kali magma terbentuk, sebuah gunung berapi akan terus meletus selama masih banyak magma yang terkandung di dalamnya. Jarak antara satu letusan dengan letusan yang lain membutuhkan waktu yang relatif lama.

GEMPA BUMI
Gempa bumi yang dibedakan menurut penyebab kejadiannya memiliki sebab masing-masing sesuai dengan nama dan jenis gempa tersebut.

1. Gempa Bumi Tektonik
Gempa disebabkan oleh adanya pergeseran kerak bumi. Gempa bumi tektonik terjadi akibat pelepasan tenaga dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi. Lempeng tektonik adalah suatu bagian kerak bumi yang sangat keras. Di bawahnya terdapat lapisan bumi yang lebih lunak sehingga lempeng-lempeng ini seolah-olah terapung.

Beberapa ahli menyatakan bahwa lempeng-lempeng ini selalu bergerak menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain. Menurut para ahli geologi, Indonesia adalah gugusan pulau yang mengapung di kerak bumi yang dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.

2. Gempa Bumi Vulkanik
Gempa ini disebabkan adanya aktivitas gunung berapi yang akan meletus. Gempa bumi terjadi ketika gunung api akan meletus, pada saat letusan dan beberapa waktu setelah letusan utama. Jadi, timbulnya gempa hanya ada di sekitar gunung berapi.

3. Gempa Tanah Runtuh
Gempa tanah runtuh adalah gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh, misalnya gua kapur atau lorong-lorong pertambangan yang lapuk. Gempa ini hanya terjadi di sekitar runtuhnya tanah tersebut.

TSUNAMI
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami biasanya cukup kecil, tetapi bisa menjadi sangat besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan saat gelombang tersebut menghantam pantai. Nama Tsunami diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan.

Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi atau saat bagian gunung berapi yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat gempa atau letusan terjadi di daratan dekat pantai.
Saat terjadi gelombang tsunami di laut lepas, gelombang ini tidak lebih besar dari gelombang normal tetapi lebih cepat lajunya. Gelombang ini menyebar ke segala arah dengan kecepatan yang menakjubkan sekitar 800 km/jam. Seperti gelombang lainnya, ketika gelombang tsunami memasuki air dangkal, maka kecepatannya akan menurun tetapi ketinggiannya bertambah tinggi.

Perlu diingat lagi, bahwa gelombang tsunami ini melintas dengan sangat cepat. Ketika kecepatannya berkurang maka ketinggiannya naik secara dramatis hingga dapat membentuk dinding air yang begitu tinggi dan menghantam pantai. Beberapa gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 30 hingga 50 meter. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung dari bentuk pantai dan kedalaman pantai. Tetapi tidak perlu takut, tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami berupa gelombang raksasa.

BANJIR
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas. Hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus tanpa berhenti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, penyebab terjadinya banjir juga karena ulah manusia sendiri. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di pegunungan atau membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir.

Pohon-pohon sangat berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar pohon akan menyerap air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit. Jika tidak ada pohon dihutan maka air hujan langsung menuju ke pemukiman dalam jumlah besar sehingga air meluap.

Begitu pula ketika sungai penuh dengan sampah dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan tidak mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di pemukiman penduduk.

ANGIN TOPAN
Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum. Penyebab terjadinya angin topan adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang . Tiupan angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon.

Demikian penyebab terjadinya Gejala Bencana Alam. Penyebab bencana alam terjadi karena ulah dan perbautan manusia yang mengabaikan aspek lingkungan. Lambat laun dunia akan rusak tetapi kita dapat memperlambat kerusakan dunia dengan selalu memperhatikan aspek lingkung dalam keseimbangan kehidupan manusia.
Bila manusia tidak mengindahkan hal ini, maka terjadilah BENCANA ALAM.

Sumber : Majalah "DERAP DESA" edisi 46, Desaku Menatap Dunia.

Komentar

  1. Bloger Jember gabung disini yuk
    http://www.facebook.com/groups/206485576074816/

    BalasHapus
  2. Bagus artikelnya pak tentang kupasan lebih mendalam tentang gejala alam yang mengakibatkan bencana alam. Terima atas informasinya.
    Mas Coro.... blog saya juga dari Jember, saya juga mau gabung

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jarak Antar Kecamatan di Kabupaten Jember

Jurus Entas Kemiskinan Kecamatan Sumberjambe