Bahaya Pernikahan Dini

Pernikahan dini adalah suatu pernikahan yang dilakukan oleh pasangan muda dan mudi yang berusia di bawah umur 17 tahun yang seharusnya pasangan tersebut belum siap untuk menikah mengingat usianya yang masih muda.

Faktor Penyebab Pernikahan Dini
1. Faktor Pendidikan
Jika seorang anak sudah memilih pekerjaan daripada sekolah maka biasanya anak menganggap dirinya sudah bisa untuk menghidupi dirinya sehingga memilih untuk menikah.

2. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi pada keluarga yang menyebabkan anak menikah di usia muda.

3. Faktor Sosial dan Budaya
Adanya kebiasaan masyarakat setempat yang menyebabkan pernikahan di usia muda.

DAMPAK PERNIKAHAN DINI
1. Kesehatan
Perempuan yang menikah di bawah usia 16 tahun beresiko untuk terkena penyakit kanker leher rahim. Pada usia remaja, sel-sel leher rahim belum matang. Kalau terpapar human papilo virus atau HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.

2. Psikologis dan Sosial
Depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini ini, bisa terjadi pada kondisi kepribadian yang berbeda, seperti si remaja menarik diri dari pergaulan. Dia menjadi pendiam dan tidak mau bergaul. Sedang depresi berat pada pribadi terbuka sejak kecil, si remaja terdorong melakukan hal-hal aneh untuk melampiaskan amarahnya. Seperti, perang piring, anak dicekik dan sebagainya. Dengan kata lain, secara psikologis kedua bentuk depresi sama-sama berbahaya. Serta biasanya sang anak malu terhadap teman-temannya.

3. Konflik yang berujung perceraian
Kestabilan emosi akan menjadi tidak labil jika anak yang menikah di usia tidak dapat mengontrol rumah tangganya sehingga dapat terjadi pertengkaran yang berujung perceraian. Misalnya, Bayangkan kalau orang seperti itu menikah, ada anak, si istri harus melayani suami dan suami tidak bisa ke mana-mana karena harus bekerja untuk belajar tanggung jawab terhadap masa depan keluarga. Ini yang menyebabkan gejolak dalam rumah tangga sehingga terjadi perceraian dan pisah rumah.

4. Ekonomi
Biasanya remaja yang menikah di usia muda tersebut perekonomian yang mereka punyai sangat minim sehingga cenderung tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Bagaimana nasib anak ke depan??
1. Anak kehilangan masa mudanya untuk bermain.
2. Anak tidak bisa merasakan bangku pendidikan.
3. Anak tidak bisa mencapai cita-citanya.

Solusi yang harus dilakukan
Terdapat pada :
1. Anak itu sendiri yang seharusnya mempunyai kesadaran.
2. Dari pihak orang tua yang harusnya membiarkan sang anak untuk sekolah dan menggapai cita-citanya.
3. Lingkungan yang ada seharusnya tidak membudayakan menikah di usia muda.

BAHAYA BUKAN UNTUK DITERAPKAN 
TETAPI
UNTUK DIHINDARI.

Komentar

  1. Howdy! I'm at work browsing your blog from my new iphone 3gs! Just wanted to say I love reading through your blog and look forward to all your posts! Keep up the excellent work!

    Stop by my weblog http://multihop.tv/groups/several-workouts-for-improving-your-ability-to-jump/

    BalasHapus
  2. I pay a visit every day some web pages and information sites to read posts, however
    this web site provides quality based content.

    Also visit my site ... seksitreffit

    BalasHapus
  3. benar sekali gan...pikir masak-masak dalam bertindak untuk tidak menyesal berlaksa-laksa di kemudian hari

    BalasHapus
  4. makasih uraian postingnya gan....top markotop

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jarak Antar Kecamatan di Kabupaten Jember

Jurus Entas Kemiskinan Kecamatan Sumberjambe